Kamis, 02 September 2010

Islam & Rasulullah SAW


 PENDAHULUAN
Ketahuilah bahwa manusia ini bukanlah dijadikan untuk senda - gurau atau "sia-sia" saja.
Tetapi adalah dijadikan dengan 'Ajaib sekali dan untuk tujuan yang besar dan mulia.   
Meskipun manusia itu bukan Qadim (kekal dari azali lagi), namun ia hidup selama-lamanya.  
Meskipun tubuhnya kecil dan berasal dari bumi,  namun Ruh atau Nyawa adalah tinggi dan berasal dari sesuatu yang bersifat Ketuhanan.  
Apabila hawa nafsunya dibersihkan sebersih-bersihnya, maka ia akan mencapai taraf yang paling tinggi.  
 Ia tidak lagi menjadi hamba kepada hawa nafsu yang rendah.  
 Ia akan mempunyai sifat-sifat seperti Malaikat.
Dalam peringkat yang tinggi itu,  didapatinya SyurgaNya adalah dalam bertafakur mengenang Allah Yang Maha Indah dan Kekal Abadi.
Tidaklah lagi ia tunduk kepada kehendak-kehendak kebendaan dan kenafsuan semata-mata. Al-Kimiya' Keruhanian yang membuat pertukaran ini.
Seorang manusia itu adalah ibarat Kimia yang menukarkan logam biasa (Base Metal) menjadi emas.  Kimia ini bukan senang hendak dicari. Ia bukan ada dalam sembarang rumah orang.
Kimia ini ialah ringkasnya berpaling dari dunia dan menghadap kepada Allah Subhanahuwa Taala.
Bahan-bahan Kimia ini adalah empat : 

Mengenal Diri
Mengenal Allah
Mengenal Dunia ini Sebenarnya. (Hakikat Dunia) 
Mengenal Akhirat sebenarnya (Hakikat Akhirat)

Tambah lagi satu bahan-bahan kimianya yaitu Mencintai Allah sebagaimana yang terdapat dalam bab-bab. 
Kita akan teruskan perbincangan kita berkenaan bahan-bahan ini satu­persatu...Insya Allah. 

Untuk menerangkan Al-Kimiya' itu dan cara-cara operasinya,  maka pengarang (Imam Ghazali) coba menulis Kitab ini dan diberi judul "Al-Kimiya' As-Saadah" yakni Kimia Kebahagiaan.
Bahwa perbendaharaan Tuhan dimana Kimia ini boleh didapati ialah Hati Para Ambiya' dan pewaris-pewarisNya dari kalangan ulama-ulama Sufi kalangan Aulia Allah. Barang siapa yang mencarinya selain itu adalah sia-sia dan akan Muflis (bangkrut) di Hari Pengadilan kelak apabila ia mendengar suara yang mengatakan : 
"Kami telah angkat  tirai dari kamu, dan pandangan kamu hari ini sangat tajam dan nyata". (Qaaf:22)
Allah Subhanahuwa Taala telah turunkan ke bumi ini 124,000 orang Ambiya untuk mengajar manusia tentang bahan-bahan Al-Kimiya ini.  Bagaimana hendak menyucikan hati mereka dari sifat-sifat rendah dan keji itu.
Ikuti perkembangan perbincangan Imam Ghazali ini dari satu tingkat ke satu tingkat yang membuka jalan-jalan orang-orang Sufi yang mencapai Maqam Mahabbah, puncak tertinggi kebahagiaan yang ingin dimiliki oleh orang-orang yang Mengenal Allah. 

--0 0 0 --
Berlian-Berlian Kepribadian Rasulullah SAW 

BERLIAN PERTAMA
Berlian yang pertama, adalah Rasulullah yang agung ini hidup Zuhud luar biasa. Ia ikhlas tidur diatas tikar kasar hingga garis tikar tadi membekas di punggungnya. Bahkan tak jarang ia mengikatkan batu ke perut untuk menahan rasa laparnya. Ketika Tuhan menawarkan kekayaan dunia, Nabi berakhlak paling mulia ini lebih memilih hidup Zuhud dan sederhana.
Rasulullah bersabda:
“Tuhanku menawarkan kepadaku bukit-bukit di Mekkah untuk dijadikan sebagai emas. Lalu saya menjawab : ”Hamba tidak mengharapkan itu semua wahai Tuhanku. Akan tetapi, saya lebih senang sehari lapar dan sehari kenyang. Tatkala kenyang, saya memuliakan dan bersyukur kepada-Mu. Sementara tatkala saya lapar,saya merendah dan berdoa kepada-Mu.” (HR. Ahmad) 

BERLIAN KEDUA
Perhatian dan keperdulian Beliau kepada para sahabatnya seperti matahari menyinari bumi. Jika ia tak melhat sahabatnya selama tiga hari, ia akan menanyakan keadaannya. Jika sang sahabat tidak ada di rumah, beliau mendo’akannya. Sementara bila sang sahabat berada di rumah, beliau mengunjunginya. 

BERLIAN KETIGA
Kemulian akhlaknya bak rembulan di kegelapan malam. Beliau sangat menghormati dan menyayangi tetangga.Tidak ada yang meminta kepadanya, kecuali beliau mengabulkannya. 
Beliau tidak berbincang dengan seseorang, kecuali disertai harapan kebaikan baginya. Beliau juga sangat menghormati wanita dan menyayangi anak-anak. Jika berpapasan dengan sekumpulan kaum wanita beliau akan mengucapkan salam terlebih dahulu pada mereka. Ia juga mengucapkan salam pada anak-anak belia. 

BERLIAN KEEMPAT
Rasulullah Yang mulia dan kesayangan Tuhan ini seorang yang rendah hati serta tak pernah diam berpangku tangan. Beliau menambal sandalnya, menjahit sendiri pakaiannnya, memerah susu kambing peliharaannya dan mengerjakan sendiri semua keperluannya.
BERLIAN KELIMA
Beliau adalah suami paling manis dan romantis perlakuan pada istri­istrinya.Ini seperti digambarkan Aisyah dengan indah : “Para tentara berkumpul dan menari di mesjid pada hari raya. Lalu Nabi memanggilku.
Saya menyandarkan kepala saya di pundak beliau. Dengan begitu saya bisa melihat permainan mereka sampai saya puas melihatnya.” (HR. MUSLIM) 

BERLIAN KEENAM
Nabi Pilihan dan teladan manusia sepanjang jaman ini sangat menghormati pelayannya. 
Ia memperlakukan mereka dengan akhlaknya yang bak kilauan berlian di tengah samudera kehidupan. 
Anas menuturkan : ”Selama sepuluh tahun saya menjadi pelayan Rasulullah SAW, tidak pernah sama sekali beliau mencela saya,memukul, atau membentak saya. Beliau tidak pernah bermuka masam pada saya. Beliau juga tidak pernah mencaci maki saya karena keterlambatan saya dalam melaksanakan suruhannya.” (HR. AHMAD) 

BERLIAN KETUJUH
Akhlak beliau merupakan perwujudan Al Qur,an, kepribadiannya merupakan samudera berlian sepanjang jaman. Abu Abdillah Al-jadali bertanya kepada Aisyah : “Bagaimana akhlak Rasulullah SAW menurut istri-istrinya?” Aisyah menjawab : “Beliau adalah manusia yang paling baik budi pekertinya, Tidak pernah berbuat keji, kotor atau licik ketika di pasar. Beliaupun tidak pernah membalas keburukan atau aniaya orang lain dengan hal yang serupa, karena beliau seorang pemaaf dan toleran.” (HR. Bukhari) 

BERLIAN KEDELAPAN
Beliau menjauhkan diri dari tiga hal: debat kusir, banyak bicara, dan segala sesuatu yang tidak bermanfaat. Selain itu, beliau juga mengiginkan manusia menjauhi tiga hal yaitu: tidak mencela orang lain, tidak mengungkap aibnya serta tidak mencari-cari kesalahannya. 

BERLIAN KESEMBILAN
Kecintaannya pada orang-orang papa seperti air bening mengalir sepanjang kesejukan pegunungan. Ia berjalan akrab dengan para janda serta para kaum fakir miskin. Adakalanya dengan penuh cinta beliau menjahitkan sandal buat orang-orang papa serta menjahitkan pakaian untuk para janda. 

BERLIAN KESEPULUH
Rasulullah SAW adalah orang banyak berzikir dan menghindari diri dari perkataan yang sia-sia. Banyak diam, mengawali dan mengakhiri perkataan dengan bahasa yang fasih sekali. Berbicara dengan bahasa yang singkat dan jelas tapi mempunyai makna yang sangat luas. Berbicara dengan perlahan dan tidak berlebihan. 

-- 0 0 0 -­

Seperti Rasul Mu, Jadikanlah Rendah Hatiku 

Setiap pohon yang tidak berbuah, seperti pohon pinus dan pohon cemara, tumbuh tinggi dan lurus, mengangkat kepalanya ke atas, dan semua cabangnya mengarah ke atas. 
Sedangkan semua pohonnya yang berbuah menundukkan kepala mereka, dan cabang-cabang mereka mengembang ke samping.
Rasulullah adalah orang yang paling rendah hati, meskipun dia memiliki segala kebajikan dan keutamaan orang-orang dahulu kala dan orang-orang sekarang, dia seperti sebuah pohon yang berbuah. 

Menurut sebuah riwayat, beliau bersabda: 

“Aku diperintahkan untuk menunjukkan perhatian kepada semua manusia, untuk bersikap baik hati kepada mereka. Tidak ada Nabi yang sedemikian diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh manusia selain aku. Kita tahu bahwa beliau dilukai kepalanya, ditanggalkan giginya, lututnya berdarah karena lemparan batu, tubuhnya dilumuri kotoran, rumahnya dilempari kotoran ternak. Beliau di hina, dan di siksa dengan keji. Namun beliau tetap saja berdoa, “Wahai Allah, Tuhan kami, bimbinglah umatku ke jalan yang lurus, sebab mereka tidak mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Ketika Makkah berhasil ditaklukkan, beliau berkata kepada orang-orang yang pernah menyiksanya: “Bagaimanakah menurut kalian, apakah yang akan kulakukan terhadapmu? Mereka menangis dan berkata: “Engkau adalah saudara yang mulia, putra saudara yang mulia.Nabi SAW bersabda:“Pergilah kalian! Kalian adalah orang-orang yang dibebaskan. Semoga Allah mengampuni kalian(HR. Thabari, Baihaqi, Ibnu Hibban, dan Syafi).
Abu Sufyan bin Harits, sepupu beliau, lari dengan membawa semua anak-anaknya karena pernah menyakiti Rasul SAW, maka Ali bin Abi Thalib ra bertanya kepadanya: “Hai Abu Sufyan, hendak pergi kemanakah kamu?" 
Ia menjawab: “Aku akan keluar ke padang sahara. Biarlah aku dan anak-anakku mati karena lapar, haus, dan tidak berpakaian." 
Ali Bertanya: “Mengapa kamu lakukan itu?  
 Ia menjawab: “Jika Muhammad menangkapku, niscaya dia akan mencincangku dengan pedang menjadi potongan-potongan kecil.
Ali berkata: “Kembalilah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya dengan mengakui kenabiannya dan katakanlah kepadanya sebagaimana yang pernah dikatakan oleh saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf: ".Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).(Yusuf: 91).
Abu Sufyan pun kembali kepada Nabi SAW dan berdiri di dekat kepalanya, lalu mengucapkan salam kepada beliau seraya berkata: “Wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan engkau atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).(Yusuf: 91). 

Rasulullah SAW pun menengadahkan pandangannya, sedang air matanya membasahi pipinya yang indah hingga membasahi jenggotnya.
Rasulullah menjawab dengan menyitir firman-Nya: 
Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu. Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.(Yusuf: 92). 

Wahai sahabatku¦
Di dalam diri Rasulullah terdapat tanda-tanda kebesaran Allah. Aisyah ra mengatakan bahwa Rasulullah ibarat Al Quran yang berjalan. Setiap kata-kata yang keluar begitu menawan hati, melembutkan perasaan dan mengobarkan semangat juang. Segala tingkah lakunya mencerminkan kebaikan; pemaaf, santun, lemah lembut, banyak diam, banyak berpikir dan merenung, halus dalam bertutur kata, dan tegas dalam memegang prinsip kebenaran. “Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(Al Qalam: 4).
Ya Allah Ya Tuhanku¦.
Aku tertunduk di atas kursi ini, dengan perasaan penuh tak tentu; memohon, mengharap dengan rasa cemas, rindu yang sebenar­benarnya rindu, cinta yang sebenar-benarnya cinta, petunjuk yang sebenar-benarnya petunjuk. Jadikanlah aku hamba yang lemah lembut dalam bertutur kata, santun dalam berpesan, mengiringi ilmu dengan amal, tidak dengki dengan kebahagiaan manusia, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan kemunafikan.
Wahai Allah Tuhanku¦
Aku dipekaranganMu, ditanahMu, di rumah yang engkau bina dengan nikmatMu. Seperti Rasul-Mu, jadikanlah aku hamba yang rendah hati  

-- 0 0 0 -­